http://www.realrailway.com/en/enoshima/simulator48.html
game openbve Indonesia :
http://openbve-indonesia.yolasite.com/services.php
Profil Kereta Api Di Indonesia :

Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 340 HP. Lokomotif ini biasa digunakan untuk langsir kereta penumpang ataupun kereta barang. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum yaitu 50 km/jam. Lokomotif ini bergandar D', artinya lokomotif ini memiliki empat gandar penggerak.
Lokomotif ini terdapat di dipo lokomotif Cepu dan dipo lokomotif Cilacap
Lokomotif C 300 adalah lokomotif diesel hidrolik buatan pabrik Karl Marx, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1957.

Lokomotif ini terdapat di dipo lokomotif Tanah Abang dalam kondisi diusulkan untuk diafkir. Sementara loko C 300-11 masih digunakan sesekali untuk menarik gerbong kereta wisata di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah.

Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 2250 HP dengan susunan gandar lokomotif ini adalah Co' Co'. Artinya, lokomotif ini memiliki dua bogie dimana setiap bogienya memiliki tiga poros penggerak..
Lokomotif CC205
CC205 adalah nama lokomotif prototye (purwarupa) terbaru milik Indonesia dan akan segera dirakit oleh PT KAI.Loko ini dialokasikan untuk Divre 3 Sulawesi Selatan.Loko ini sebenarnya mirip dengan sebuah Lokomotif Seri BB. Lokomotif ini mampu membawa 18 gerbong Batu bara Full load (1 gerbong = 30 ton).Lokomotif CC 203 buatan General Electric seri U20C merupakan pengembangan desain dari lokomotif CC201, yaitu pada bentuk kabin masinis ujung pendek yang aerodinamis, serta diperlebar untuk kenyamanan dan mengurangi penumpang liar.
Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie, dimana setiap bogie mempunyai tiga poros penggerak yang masing-masing degerakkan oleh motor tersendiri.
Yang membedakan adalah lokomotif CC203 menggunakan motor diesel dengan dua tingkat turbocharger sehingga dayanya 2150 HP.
Jumlah lokomotif ini adalah 38 buah di Jawa dan 4 buah di Sumatera Selatan. Lokomotif ini terdapat di :
- Dipo Lokomotif Jatinegara
- Dipo Lokomotif Bandung
- Dipo Lokomotif Cirebon
- Dipo Lokomotif Semarang Poncol
- Dipo Lokomotif Yogyakarta
- Dipo Lokomotif Sidotopo Surabaya
- Dipo Lokomotif Tanjung Karang (lokomotif disini bernomor CC20331-CC20334,berwarna hijau dan milik PT.TEL)

Kecuali CC204 08 & CC204 09, salah satu poin untuk membedakan loko ini dengan CC201/CC203, yaitu tidak adanya logo Departemen Perhubungan di bagian depan loko ini saat kondisi short hood (hidung pendek).
2.Kereta Rel Listrik (KRL)

KRL eks East Japan Railway Company seri 103 didatangkan pada 2004. KRL seri 103 ini adalah salah satu rangkaian yang mulanya digunakan untuk layanan Bojonggede Ekspres dan Depok Ekspres. Akibat bertambahnya penumpang, KRL ini pun diganti dengan rangkaian lain yang memiliki 8 kereta.
KRL ini masing-masing rangkaiannya terdiri dari 4 gerbong (1 set), dan menjadi salah satu rangkaian KRL dengan AC terdingin di Jabodetabek. KRL ini berada di bawah alokasi depo Depok, dan dioperasikan untuk layanan Ekonomi AC Depok dengan formasi 2 set (2 rangkaian x 4 kereta).
Unit yang masuk ke Indonesia sebanyak 4 set, masing-masing dengan 4 gerbong. Rincian:
- 103-815F (103-815,103-752,102-2009,103-822)
- 103-105F (103-105,102-231,103-246,103-359)
- 103-597F (103-597,103-654,102-810,103-632)
- 103-153F (103-153,102-321,103-210,103-384)

KRL ini dibuat pada tahun 1997 di PT INKA bekerjasama dengan Hitachi, dibuat sebanyak 64 unit (8 set) berteknologi VVVF. Kereta ini memiliki ciri yang khas yaitu ketika mulai bergerak sangat halus dan tidak menyentak.[4] Jenis KRL ini adalah yang digunakan untuk Pakuan Ekspres kelas bisnis sampai akhirnya turun tingkat ketika era Tōei seri 6000 datang dari Jepang.

KRL Holec adalah unit KRL ekonomi termuda yang masih digunakan[1] (meski tidak sebanyak dulu). KRL ini dibuat oleh Belanda dan melayani rute Ekonomi. Dari seluruh rangkaian ekonomi yang ada, KRL Holec tergolong paling sulit dirawat. Selain karena masalah suku cadang yang susah dicari (pabriknya sendiri sudah lama tutup), KRL ini pun juga sering mengalami mogok karena kelebihan beban. Sehingga banyak KRL eks Holec yang rusak, dijadikan KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) yang dioperasikan di beberapa kota di luar Jakarta. "Rekondisi" KRL Holec adalah KRDE yang dioperasikan di rute Yogyakarta-Solo (Prameks), dan Padalarang-Cicalengka (Baraya Geulis).